Rabu, 25 Maret 2009

[ 1 ] Jaga Netralitas Hati


MENJELANG pesta demokrasi, wan Amin, salah seorang ustad di Ponpes Daarul Qalbu, biasanya selalu kebanjiran order. Terutama order dari para calon anggota legislatif (caleg) dari berbagai organisasi partai politik (orsospol) yang ingin ikut maju dalam bursa pencalonan sebagai anggota dewan. Baik di tingkat I, tingkat II maupun dari tingkat pusat.
Maklum, selain dikenal sebagai seorang ustad, wan Amin juga dikenal sebagai ’orang pintar’ yang bisa memberi berbagai pertimbangan politik bagi para caleg sebelum masuk dalam daftar bursa caleg. Selain itu, wan Amin juga dikenal sebagai orang yang pintar dalam membaca peluang usaha yang sedang ngetrend. Karena itu, di kalangan para ustad, wan Amin sering dijuluki sebagai ustad serba bisa.
Maksudnya, selain bisa memberi pertimbangan politik, wan Amin juga bisa nyambi usaha membuat baju, rompi, pin, ballpoint, korek api, topi, bendera partai hingga mencetak buku Yasin lengkap dengan foto sang caleg dan logo partai. ”Sambil menyelam minum air,” kata wan Amin sambil tersenyum saat menerima wan Ali dan wan Juned, teman akrabnya sewaktu masih jadi santri, ketika berkunjung ke rumahnya.
***
“IBARAT barang langka, sampeyan itu akan diperebutkan oleh para kolektor dari berbagai penjuru, wan Amin. Entah itu kolektor dari kelas teri sampai kelas kakap. Karena itu, sampeyan harus hati-hati. Hati sampeyan ojo nganti katut. Sing penting, jaga netral-e,” ujar wan Ali ketika menasihati wan Amin di ruang tamunya.
”Maksudnya bagaimana, wan Ali?” selidik wan Amin sembari menyuguhkan teh hangat kesukaan wan Ali.
”Ya, maksudnya, kalau situasinya lagi memanas, sampeyan jangan ikut-ikutan. Tapi malah sebaliknya, bagaimana caranya agar sampeyan bisa memperjuangkan situasi yang lagi panas itu agar bisa berubah menjadi adem,” jawab wan Ali.
”Apalagi dunia yang sampeyan tekuni sekarang ini, syarat dengan berbagai intrik. Kalau sampeyan katut, bisa-bisa bubrah kabeh,” timpal wan Juned.
”Tapi kan, saya tidak ikut-ikutan dalam politik praktis, wan Ali. Saya itu hanya memberi pandangan dan menyediakan alat-alat kampanye bagi para caleg yang ingin maju dalam pemilu tahun ini,” wan Amin mencoba membela diri.
”Karena sampeyan memberi pandangan itulah, maka saya mengingatkan sampeyan agar ngati-ati dalam memberi pandangan. Jangan sampai pandangan yang sampeyan berikan itu malah membuat para caleg yang mau maju dalam pemilu tahun ini saling adil-adilan,” tandas wan Ali.

Tidak ada komentar: